Kamis, 06 Agustus 2009

Ketapang True Story

Burung itu menepi, dan menapakkan kakinya di lanah berbatu. Melompat-lompat namun tak jauh. Ia tak jua pergi. Kemudian berhenti ia menatap sekelumit kapuk putih. Dipatuk kapuk itu olehnya…
Tak Lepas mata ini mengurai fenomena. Hati dan pikiran ini bersinergi. Tak jengah memandang sebuah persembahan agung Penguasa Jagat.
Tak dilumatnya kapuk itu. Matanya berkedip seolah-olah ia ingin mengatakan sesuatu. Dilihatnya kiri lantas kanan. Tak lama kemudian dia terbang.
Tak habis pikirku. Semua menyisakan Tanya di pusat nalarku.
Kemudian dalam semilir angin di ketapang pagi itu, membawaku bergumam…
Subhanalloh… Dia adalah makhluk Tuhan yang menginginkan terbaik untuk keluarganya. Memberikan pengayoman untuk anak-anaknya. Setidaknya dengan sebulir kapuk putih itu mampu memberikan kehangatan. Kehangatan dalam rumah mimpinya. Mengais kapuk demi kapuk, jerami demi jerami…






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please leave message :